Hasil penemuan Naskhah Tanjung Tanah

Bahan tulisan

Kajian dilakukan Pusat Pemulihan dan Pemuliharaan Tokyo pada Oktober 2004 mendapati bahawa manuskrip ini menggunakan helaian kulit kayu jeluang yang telah lazim digunakan sebagai bahan tulis pada zamannya[6] Pemeriksaan mikroskop juga menunjukkan bahwa naskah ini tidak dirawar dengan kanji, dan pada seratnya masih terdapat pektin serta hemiselulosa. Biasanya serat kayu yang utuh selalu dibalut oleh serat larut pektin dan hemiselulosa. Pada proses pemurnian kulit kayu daluang untuk digunakan menjadi bahan tulis, kadar kedua hidrat arang biasanya menyusut sehingga tinggal serat murni. Adanya kadar pektin serta hemiselulosa dalam sampel naskah Tanjung Tanah menjadi indikator bahwa proses pembuatan naskah termasuk sederhana. Di samping itu, permukaan helaian jeluang manuskrip ini juga diamati kasar berbanding naskhah-naskhah jeluang sejenis lainnya.[5]

Analisis radiokarbon

Sampel kecil diambil dari salah satu halaman yang kosong tidak bertulis dengan izin pemilik naskhah yang dikirimkan lanjut ke Makmal Radiokarbon Rafter di Wellington,[5] untuk dianalisis dengan menggunakan spektrometer pemecut jisim[7] yang memungkinan pengesanan dan pencerakinan radiokarbon dalam suatu isipadu sampel yang sangat kecil seterusnya mampu menentukan umur naskhah dengan semakin tepat. Analisis sampel naskah Tanjung Tanah yang diadakan di Laboratorium Rafter menghasilkan umur radiokarbon 553 ± 40 tahun before present (BP) yang sama dengan tahun 1397 M ± 40 tahun (1357 – 1437 M) kerana tahun 1950 dianggap sebagai kini — (sesuai dengan ketentuan aturan yang ditetapkan). Akan tetapi umur yang konvensional tersebut tidak persis sama dengan umur yang sebenarnya kerana waktu separuh hayat karbon-14 adalah 5.730 tahun. Dimana waktu paruh adalah waktu yang diperlukan untuk meluruhkan setengah dari inti atom. Artinya apabila proses peluruhan dimulai pada satu kilogram material radioaktif, material tersebut akan luruh menjadi setengah kilogram dari unsur tersebut. Selanjutnya setengah kilogram material tersebut akan menjadi setengahnya lagi setelah waktu paruhnya dan seterusnya. Setelah memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi karbon-14 dan selanjutnya penye¬suaian dilakukan dengan menggunakan kalibrasi INTCAL98.[8] Setelah diadakan kalibrasi maka terdapat dua kemungkinan tentang umur naskah Tanjung Tanah: barangkali 95,4% jatuh pada kurun waktu 1304 dan 1370 M (44.3%) atau antara tahun 1380 dan 1436 M (51.7%). Peratusan yang di kurung adalah agihan kebaeangkalian yang untuk kedua kurun waktu hampir sama sehingga pentarikhan tidak dapat diadakan dengan sangat tepat; namun jelas bahawa pohon yang digunakan untuk menghasilkan kertas jeluang ditebang antara tahun 1304 dan 1436 Masihi.